leads

Januari 19, 2012

Membuat Time Synchronize PC-PC di Wonderware InTouch

Membuat Time Synchronize PC-PC di Wonderware InTouch
Untuk aplikasi SCADA/HMI single node mungkin kita tidak akan dipusingkan dengan masalah waktu
PC (date-time), yang pengting mendekati waktu aktual end user tidak akan komplain. Nah bagaimana
kalau node –node itu kemudian berkembang menjadi banyak ? deviasi waktu beberapa detik apalagi
sampai menit antar node sangat mungkin akan menimbulkan banyak masalah, terutama untuk report,
trending dan alarming. Bisa saja secara manual kita men-set time masing-masing PC agar sama, tapi
kan tidak efektif dan dalam selang waktu tertentu kemungkinan besar PC-PC tadi akan menunjukan
waktu yang berbeda lagi.
InTouch sendiri tidak menyediakan service sinkronisasi waktu antar node. Jadi bagaimana solusinya
? ya tentu saja install program TimeSyncronize baik buatan sendiri maupun software freeware yang
bertebaran di Internet.
Toekang sendiri tidak pernah memakai cara di atas, toekang lebih prefer membuat Time Synchronize
ini include di applikasi InTouch. Selain lebih simple karena tidak perlu instalasi eksternal program,
juga memiliki beberapa kelebihan yang akan dijelaskan di akhir tutorial ini.
Time synchronize in command line
Idenya sendiri hanyalah memanfaatkan perintah dasar di Windows yaitu ‘NET TIME’.
Coba perhatikan ilustrasi berikut ini :



Dari sintak pertama kita ketahui bahwa waktu local PC adalah ‘6:49:23’.
Sedangkan waktu di komputer INSDNSP adalah ’12:49 PM’ yang dihasilkan oleh perintah ke dua.
Nah perhatikan lagi yang berikut ini :




Penambahan opsi /SET pada perintah NET TIME akan membuat waktu PC lokal akan di sinkronisasi
terhadap target atau PC server dalam hal ini INSDNSP. Sedang opsi /Y digunakan untuk menghindari
pertanyaan Yes/No, /Y membuat seolah-olah kita langsung menyetujui proses sikronisasi ini.
Bukti berhasil tidaknya sinkronisasi waktu, dapat dicek melalui perintah sintak ‘TIME’ lagi.
Membuatnya bisa jalan di InTouch
Sekarang tinggal bagaimana membuat InTouch bisa melakukan hal diatas.
Mula mula buatlah 2 tagname berikut :



TS\PCServer digunakan untuk menyimpan informasi nama PC Server yang akan digunakan sebagai
referensi sinkronisasi waktu. TS\doSynchronize adalah bit trigger proses sinkronisasi.
Buatlah Condition Script berikut :



Maksud skrip diatas adalah jika bit TS\doSynchronize bernilai 1 (TRUE) maka proses sinkronisasi
waktu dijalankan. Jika variable TS\PCServer berisi nilai nama komputer server misal INSDNSP maka
sintak sinkronisasi dapat pandang sebagai berikut :
StartApp “cmd /c net time \\INSDNSP /Set /y”
Perintah diatas akan membuka aplikasi cmd.exe dan menjalankan perintah “net time \\INSDNSP /Set
/y” adanya opsi /c akan menutup aplikasi cmd.exe segera setelah proses sinskronisasi selesai di
jalankan.
Akhirnya bit TS\doSynchronize harus dikembalikan ke posisi idle yaitu 0 (FALSE).

Kapan proses sinkronisasi dilakukan, ini sepenuhnya tergantung keperluan saja. Satu hari sekali
sudah cukup baik, misal diinginkan sinkronisasi waktu setiap jam 7 pagi maka tinggal buat skrip
berikut :



Gambar berikut mengilustrasikan test sinkronisasi waktu dengan memanfaatkan skrip-skrip diatas:



Terlihat hasil waktu sesudah dan sebelum terjadi proses sinkronisasi.
Yang harus dipenuhi terlebih dahulu !
Untuk membuat proses sinkronisasi dapat bekerja dengan baik berikut syarat-syarat yang harus
dipenuhi :
1. Local user (system operasi) yang sedang aktif (login) haruslah terdaftar juga di PC Server
berikut passwordnya harus sama.
2. Local user aktif haruslah punya hak(privilege) untuk merubah date-time system.
Lakukan proses sinkronisasi secara remote
Mengapa harus membuat terlebih dahulu tagname untuk melakukan proses sinkronisasi waktu diatas
? karena kalau mau simple kita juga bisa membuat proses sinkronisasi waktu tanpa bantuan satupun
tagname seperti ini :



Alasan pertama adalah agar lebih fleksibel. Dengan menempatkan nama komputer server pada
sebuat variable/tag TS\PCServer, mudah saja kita menganti PC target saat runtime. Yang kedua
adalah adanya bit trigger TS\doSynchronize memungkinkan kita melakukan force proses sinkronisasi
secara remote dari komputer lain, bisa memakai aplikasi InTouch ataupun console WWClient seperti
gambar dibawah :



Toekang punya satu pengalaman menarik, betapa bermanfaatnya fasilitas ini saat PC Server untuk
proses sinkronisasi waktu tiba-tiba ngaco. Di tempat toekang kerja lebih dari 30 node HMI
Wonderware di sinkronisasi waktunya dengan sebuah PC milik IT Department. Nah pas PC tersebut
tiba-tiba ngadat operator bingung untuk menulis laporan/report karena waktunya pada ngaco.
Untungkah sebagian besar sudah toekang pasang fasilitas diatas, ya toekang tinggal meng-akses via
WWClient dan memindahkan PC Server ke PC temporary yang valid date-timenya lalu lakukan
proses sinkronisasi dengan men-set bit TS\doSynchronize.
Bayangkan kalau ngak ada fasilitas diatas, toekang harus nyatroni setiap node, buka Window Maker
(mana hampir semuanya berlicensi Runtime doank) dan ganti skrip agar PC Server pindah ke PC
lain.

Membuat Time Synchronize PC-PC di Wonderware InTouch

Membuat Time Synchronize PC-PC di Wonderware InTouch
Untuk aplikasi SCADA/HMI single node mungkin kita tidak akan dipusingkan dengan masalah waktu
PC (date-time), yang pengting mendekati waktu aktual end user tidak akan komplain. Nah bagaimana
kalau node –node itu kemudian berkembang menjadi banyak ? deviasi waktu beberapa detik apalagi
sampai menit antar node sangat mungkin akan menimbulkan banyak masalah, terutama untuk report,
trending dan alarming. Bisa saja secara manual kita men-set time masing-masing PC agar sama, tapi
kan tidak efektif dan dalam selang waktu tertentu kemungkinan besar PC-PC tadi akan menunjukan
waktu yang berbeda lagi.
InTouch sendiri tidak menyediakan service sinkronisasi waktu antar node. Jadi bagaimana solusinya
? ya tentu saja install program TimeSyncronize baik buatan sendiri maupun software freeware yang
bertebaran di Internet.
Toekang sendiri tidak pernah memakai cara di atas, toekang lebih prefer membuat Time Synchronize
ini include di applikasi InTouch. Selain lebih simple karena tidak perlu instalasi eksternal program,
juga memiliki beberapa kelebihan yang akan dijelaskan di akhir tutorial ini.
Time synchronize in command line
Idenya sendiri hanyalah memanfaatkan perintah dasar di Windows yaitu ‘NET TIME’.
Coba perhatikan ilustrasi berikut ini :

Gerbang Logika Digital

Sistem digit merupakan bidang yang agak baru dalam
dunia elektronika kurang lebih sejak awal tahun 50-an, yang pada
akhirnya nanti membantu atau menambah perbendaharaan
instruksi microprocessor dalam tugasnya mengolah data baik
secara perangkat keras (dalam sirkuit internal microprocessor)
maupun software (instruksi microprocessor yang dijalankan
melalui program atau software).
Contohnya secara software, sifat khas XOR, salah satu
gerbang logika sistem digit yang diadaptasikan dalam perintah
microprocessor tersebut sering dimanfaatkan oleh para
programmer untuk tujuan mengosongkan register tertentu (register, variable dalam
microprocessor sebagai input atau output dari processor sebelum atau sesudah instruksi
dijalankan).
Walaupun pengosongan register dapat dilakukan dengan perintah yang tampaknya lebih
sederhana, seperti misalnya 'MOV CX,0' (untuk mengosongkan register CX), namun pada
kenyataanya programmer lebih cenderung untuk menggunakan perintah 'XOR, CX,CX', karena
lebih singkat hanya dua byte , sementara perintah MOV menggunakan tiga byte. Efisiensi!
Pembahasan di atas menggunakan bahasa Assembler untuk processor 16bit sedangkan
untuk processor 32bit.

'MOV ECX,0'
'XOR ECX,ECX'
Penambahan huruf E di depan nama register menjelaskan bahwa itu adalah perintah assembler
untuk processor 32bit.
Saat ini sistem digit terutama dipakai dalam alat-alat digital seperti Komputer, PDA,
PMP, Televisi, Telepon, sistem kendali industri dan masih banyak lagi contoh lainnya. Boleh
dikatakan hampir semua peralatan modern menggunakan sistem digital untuk mengendalikan
olah kerjanya.

GERBANG LOGIKA DIGITAL
Gerbang digit dikenal pula sebagai perangkat digit atau sebagai perangkat logika (logic
device). Perangkat ini memiliki satu atau lebih masukan dan satu keluaran. Masing-masing
masukan (input) atau keluaran (output) hanya mengenal dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol,
rendah) atau logika '1' (satu, tinggi) yang oleh perangkat logika, '0' direpresentasikan dengan
tegangan 0 sampai 0,7 Volt DC (Direct Current, arus searah), sedangkan logika '1' diwakili oleh
tegangan DC setinggi 3,5 sampai 5 Volt untuk jenis perangkat logika IC TTL (Integrated Circuit
Transistor-Transistor Logic) dan 3,5 sampai 15 Volt untuk jenis perangkat IC CMOS (Integrated
Circuit Complementary Metal Oxyde Semiconductor).
GERBANG AND
Gerbang AND dapat memiliki dua masukan atau lebih. Gerbang ini akan menghasilkan
keluaran 1 hanya apabila semua masukannya sebesar 1. Dengan kata lain apabila salah satu
masukannya 0 maka keluarannya pasti 0.
Sebagai contoh, perhatikanlah kasus berikut:
Kasus
Sebuah tim ganda dari regu bulutangkis Indonesia, adalah absah apabila kedua
anggotanya lengkap hadir, yaitu Amir dan Badu. Apabila salah satu dari Amir atau Badu ada
yang absen atau tidak hadir, maka regu tersebut tidak absah untuk Mewakili Indonesia dalam
turnamen bulu tangkis tersebut.
Dalam dunia logika digital, semua aspek positif dari suatu kasus diinterpretasikan sebagai
true (baca: tru) suatu kata bahasa Inggris yang berarti 'benar'. Pada komputer (sebagai
perangkat), 'true' diwujudkan sebagai logika '1' atau 'high' (baca: hay') = tinggi. Pada tingkat
perangkat keras, 'true' mempunyai acuan tegangan listrik mendekati 5 Volt DC (dalam TTL
Level).}
Pada kasus di atas, yang termasuk aspek positif adalah 'absah' dan 'hadir'.
Sebaliknya, logika digital menentukan bahwa semua aspek negatif dalam suatu kasus
harus dianggap sebagai false (baca: fals) yang berarti 'salah'. Ini dimanifestasikan sebagai logika
'0' atau low = rendah oleh komputer (sebagai perangkat). Perangkat keras melaksanakan hal ini
dengan memberikan tegangan DC mendekati atau sama dengan nol Volt, TTL level.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2008 IlmuKomputer.Com
3
Yang termasuk aspek negatif dalam hal ini adalah 'tidak absah' dan 'absen'.
Dengan demikian, kita sudah dapat menjabarkan kasus tersebut secara logika seperti ini:
a. Penyelesaian (output) kasus disandikan dengan 'Q'.
b. Peserta (input), dalam hal ini Amir dan Badu, disandikan sebagai A dan B.
c. Sinopsis yang dihasilkan menyatakan bahwa:
- Q akan true apabila A dan B true
- Q akan false bila salah satu di antara A dan B ada yang false
Bentuk logika kasus diatas disebut logika 'AND', yang dalam bahasa Indonesia berarti
'DAN'. Tampaknya, nama logika ini diperoleh dengan mengambil patokan pada sinopsis bagian
pertama, yang menyatakan bahwa output akan true bila A dan B true.
Penjabaran dapat lebih disederhanakan lagi dengan mempergunakan tabel yang bernama
'Tabel Kebenaran' (truth table). Bentuk tabel kebenaran dalam kasus ini adalah sebagai berikut:



GERBANG NAND (NOT AND)
Berlawanan dengan gerbang AND, pada gerbang NAND keluaran akan selalu 1 apabila
salah satu masukannya 0. Dan keluaran akan sebesar 0 hanya apabila semua masukannya 1.
Gerbang NAND ekuivalen dengan NOT AND. Tabel kebenaran gerbang NAND adalah sebagai
berikut.



GERBANG OR
Keluaran gerbang OR akan sebesar 0 hanya apabila semua masukannya 0. Dan
keluarannya akan sebesar 1 apabila saling tidak ada salah satu masukannya yang bernilai 1.
Sebagai contoh, perhatikanlah kasus berikut:
Kasus
Dalam suatu rapat Universitas, Amir dan badu bertindak sebagai wakil resmi Fakultas
Teknik jurusan elektro. Sidang rapat menyatakan apabila salah satu dari Amir atau Badu hadir,
maka hal itu sudah absah untuk mewakili fakultas tersebut.
Untuk kasus ini, penjabaran masalah tidak banyak berbeda dengan yang sebelumnya
yaitu:
a. Penyelesaian (output) kasus disandikan dengan 'Q'.
b. Peserta (input), dalam hal ini Amir dan Badu, disandikan sebagai A dan B.
c. Sinopsis yang dihasilkan menyatakan bahwa:
- Q akan true apabila salah satu dari A dan B ada dalam kondisi true.
- Q akan false, apabila A dan B (semuanya) ada dalam keadaan false.
Kasus ini memakai bentuk logika 'OR' dan tabel kebenarannya menjadi tersusun sebagai
berikut:



GERBANG NOR (NOT OR)
Gerbang NOR ekuivalen dengan NOT OR. Berlawanan dengan gerbang OR, keluaran
sebesar 1 hanya akan terjadi apabila semua masukannya sebesar 0. Dan keluaran 0 akan terjadi
apabila terdapat masukan yang bernilai 1. Tabel kebenaran gerbang NOR.



GERBANG NOT
Pada gerbang ini nilai keluarannya selalu berlawanan dengan nilai masukannya. Apabila
masukannya sebesar 0 maka keluarannya akan sebesar 1 dan sebaliknya apabila masukannya
sebesar 1 maka keluarannya akan sebesar 0. Pada tabel kebenaran gerbang NOT berikut, yaitu
tabel yang menggambarkan hubungan antara masukan (A) dan keluaran (B) perangkat digit
gerbang NOT.



GERBANG XOR (Exclusive OR)
Apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output Q akan
menghasilkan logika 0, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda,
maka output akan menjadi logika 1. XOR sebetulnya merupakan variasi dari cara kerja logika
OR. Untuk lebih jelas, coba perhatikan tabel kebenarannya:



Sangat mirip, bukan? Ya, karena tabel kebenaran XOR ini hanya berbeda satu langkah
saja dengan tabel kebenaran OR, yaitu pada langkah terakhir saat input A dan B keduanya pada
logika 1, outputnya menghasilkan 0, bukan 1 seperti pada logika OR.
Aplikasi dari proses logika XOR ini dapat dimanfaatkan untuk membandingkan dua buah
data, yaitu apabila data-data tersebut mengandung informasi yang persis sama, maka XOR akan
memberikan output logika 0.
Masukan Keluaran
A B
0 1
1 0
Masukan Keluaran
A B Q
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2008 IlmuKomputer.Com
6
GERBANG XNOR (Exclusive NOR)
Apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output Q akan
menghasilkan logika 1, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda,
maka output akan menjadi logika 0. XNOR bisa juga dikatakan memiliki sifat dari kebalikan
XOR. XNOR dan NOR hanyalah berbeda pada langkah ke-empat yaitu apabila A dan B pada
logika 1 maka output Q juga 1, bukan 0 seperti pada logika NOR.

Proses Control

Dalam mengontrol suatu variabel proses,seperti temperatur,tekanan, level (ketinggian cairan,di tanki), kecepatan alir (flow rates) dan lain-lain, diperlukan suatu sistem pengontrolan yang terdiri dari :

I. Primary Element (atau alat pantau utama,yang langsung berhubungan dengan fluida.Contoh: elemen orifice,elemen turbinmeter,termocouple dll)

II. Converter (P/I), adalah suatu alat yang langsung berhubungan dengan Primary elemen,untuk mengkonversikan tekanan atau sehu, yang dikirimkan oleh primary elemen,untuk diubah menjadi suatu arus listrik standar (4-20 mA).

III.Transmiter alat yang berhubungan dengan Converter (P/I), menerima sinyal arus listrik dari converter,untuk diteruskan ke controller. Biasanya Converter (P/I) sudah berada didalam Transmiter dengan kata lain sudah menjadi satu dengan Transmiter.

IV. Controller, alat yang akan menjadi penentu untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Alat ini menerima arus listrik dari transmitter dan mengirimkan tindakan/action yang berupa arus listrik juga ke converter (I/P -- bukan P/I lagi).

V. Converter (I/P), alat yang akan mengkonversikan arus standard (4-20mA) dari controller ,untuk kemudian diubah menjadi tekanan standar (3-15 psig) yang dipakai untuk menggerakkan valve atau yang disebut sebagai finally element. Terkadang alat ini menjadi satu dengan finally element.

VI. Finally Element, adalah suatu alat yang langsung bertugas untuk mengatur kondisi fluida di lapangan,seperti, valve control.

1.Transmitter,
•Transmiter dipakai untuk mengkonversikan suatu variabel proses (seperti dicontohkan jenisnya diatas) ke dalam bentuk sinyal yang dikirimkan ke kontroler dan/atau ke indikator.
•Transmitter dapat diklasifikasikan dalam 2 type, yaitu, type pneumatik dan type elektrik.
•Output sinyal distandarkan antara 0,2 sampai 1 kg/cm2G ( 3 sampai 15 psig) untuk type pneumatik dan 4 sampai 20 mA untuk type elektrik.

2.Controller,
•Berfungsi untuk menerjemahkan sunyal dan mengurangi deviasi dari nilai yang telah di set (pada set point) dengan sinyal yang diterima dari Transmitter.
•Dalam penggunaan dilapangan kontroller dibagi menjadi 4 type:

a.P Control Action
Dipakai untuk sistem pengontrolan lokal atau disebut "Grade-Down"

b.PI Control Action
Jenis ini yang paling sering dipakai.

c.PID Control Action
Dipakai pada pengontrolan temperatur, dimana dianggap responnya cukup kecil.(Penurunan temperatur membutuhkan alat kontrol dengan kepekaan yang tinggi).

Umumnya suatu kontroler akan merespon sinyal yang diterimanya dan diperbandingkan antara nilai set-point (yang dibuat oleh operator) dan sinyak yang diterimanya dari transmitter .Respon itu dikirmkan ke Control Valve atau alat lain yang akan merubah secara langsung kondisi variabel dilapangan.
Umumnya suatu proses sistem kontrol akan berakhir pada alat kontrol terakhir, seperti Control Valves.
Type-type Control Valves adalah:
1. Globe Valves



• Valve inilah yang paling sering digunakan untuk mengontrol suatu sistem alir. Dengan fleksibilitas taraf penutupan (Open-Closed) yang dapay diatur sesuai dengan kebutuhan suatu sistem.

2. Angel Valves



• Dipakai untuk fluida-fluida dengan perbedaan tekanan yang tinggi, Flushing Fluida dan fluida-fluida yang mengandung padatan.
• Umumnya juga dipakai dibagian bawah suatu tanki/vessel atau tempat yang kemungkinan mengandung kotoran/padatan.

3. Butterfly Valves



• Butterfly valves digunakan pada fluida dengan perbedaan tekanan yang kecil dan pada flow rate yang tinggi.
• Butterfly valves dipakai dalam range penutupan 0-600, kecuali dalam kasus-kasus tertentu.

4. Three-way Valves




• Valve ini digunakan untuk membagi aliran atau untuk menyambungkan beberapa aliran
• Dalam beberapa kasus,pada pipa dengan diameter lebih dari 6 inch,i Two-Way Valves lebih murah dibanding harus menggunakan Three-way Valves.
Secara umum, Sistem Instrumen dibagi menjadi 4, yaitu Flow Instrument,Level Instrument, Pressure instrument dan Temperatur Instrument.

Mengenai Intrinsically Safety (IS)

Seperti yang kita ketahui, Intrinsically Safety (IS) membatasi energi (listrik) yang memasuki hazardous area melalui IS Barrier, sehingga apabila terjadi hubungan singkat, energi karena timbulnya panas, spikes dan arcing
tidak cukup untuk bisa menyebabkan api (dalam lingkungan combustible  ada bahan bakar dan oksigen).



Pada umumnya IS Instrument akan sama saja dengan non-IS instrument, jadi kita tidak bisa mengatakan lebih atau kurang bermasalah. Yang membedakan adalah sertifikasinya, dan pada instalasi harus dilengkapi dengan IS
Barrier di lokasi non-hazardous.

Keuntungan menggunakan IS system :

1. Instalasi lapangan (conduit, junction box, cable gland, dsb.) tidak perlu Explosion-Proof --> lebih ekonomis. Walaupun demikian meskipun untuk non-IS instrument umumnya tetap menggunakan enclosure Ex-Proof yang sama (hanya karena factor ekonomis, membuat standard enclosure standard yang Ex-Proof dengan jumlah banyak lebih murah daripada membeda-bedakan enclosurenya).
2. Enclosure bisa dibuka dalam keadaan live circuit (powered) --> mempermudah maintenance, bisa melakukan maintenance dalam keadaan live circuit. Instrument tidak perlu dilepas dan dibawa ke workshop untuk maintenance.
3. Instalasi Ex-proof umumnya lebih susah untuk melakukan maintenance, seperti harus membuka baut yang demikian banyak pada Ex-proof enclosure, dan sangat berat.


Kerugian menggunakan IS System :

1. Menambah komponen (IS Barrier) juga berarti menaikkan kemungkinan terjadinya kerusakan. Walaupun demikian, saya jarang sekali mendapatkan IS Barrier yang rusak. Apabila terjadi kerusakan umumnya dikarenakan adanya surge dimana tidak dilindungi oleh surge protector. Harap dicatat IS Barrier dan Surge Protector mempunyai fungsi yang berbeda meskipun keduanya membatasi energi.
2. Harga system menjadi lebih mahal karena harus memasangkan IS Barrier kesemua koneksi kabel ke hazardous area. Walaupun demikian, kalau di total dengan instalasi lapangan (yang tidak perlu Ex-proof), umumnya total menjadi lebih murah.
3. Perlu mengadakan perhitungan besaran L (Inductance), C (Capacitance) dan R (Resistance) maksimum yang diperbolehkan sesuai sertifikasi, karena L dan C menyimpan energi, yang meskipun sudah dibatasi oleh IS Barrier, dari energi yang tersimpan bisa cukup besar untuk terjadinya api. Umumnya kita akan mendapatkan limitasi panjang kabel yang lebih pendek dibanding instalasi non-IS (Ex-proof).

Hampir semua instrumen untuk Oil & Gas umumnya mempunyai sertifikasi untuk IS maupun Ex-proof. Jadi secara umum, kita menentukan saja apakah design kita mau menggunakan IS atau Ex-proof. Secara pribadi saya lebih senang menggunakan IS daripada Ex-proof.

Intrinsically Safe (IS) adalah salah satu bentuk protection (banyak dipakai dan berasal dari Eropa) dari electronic instrument untuk aplikasi di hazardous area, dengan cara membatasi energy yang di supply ke instrument, sehingga jika terjadi spark, energy yang timbul tidak cukup kuat untuk menyalakan gas mixture (yang secara normal maupun tidak normal berada disekitar instrument tersebut). Untuk itu digunakan IS barrier, yang disamping membatasi energi juga mengisolate sebelah luar daerah hazardous (koneksi ke instrumentnya) dan sebelah dalam non hazardous (koneksi ke control room/panel). Perlu diketahui bahwa IS harus certified untuk complete loopnya, yang terdiri atas instruments, cables, barrier etc., tetapi dibagian non hazardousnya (misal DCS, PLC etc.) tidak perlu.

Kalau Explosionproof adalah proteksi yang menggunakan housing sebagai pelindung fisik, sehingga jika terjadi explosion / api didalam instrument housing atau junction box, tetap di keep didalam box dan high temperature
tidak merembet keluar (daerah hazardous). Tipe proteksi ini banyak dipakai di USA.

Kita-kita ini yang tidak punya standard jadi campur aduk, tergantung siapa yang punya interest. Jika ada diskusi tentang mana yang lebih unggul, biasanya makan waktu lama dan belum tentu dapat hasil yang memuaskan. Berikut ini list yang saya coba buat seingat saya, mungkin nanti akan ada yang nambahin atau bahkan menyangkal dan mengurangi list yang saya buat.

Keuntungan IS :

• Orang maintenance akan lebih ringan pekerjaannya, karena dia tidak harus mematikan power ke instrument tersebut jika akan membuka housingnya, sehingga bisa langsung melakukan live calibration, loop check dll. Hal ini tidak bisa dilakukan untuk explosion proof type, dimana dia harus matikan power supply, instrument dicopot dan dibawa ke workshop untuk pekerjaan calibration, kecuali dengan cara hot work permit system yang banyak makan tenaga kerja. Dengan ini kemungkinan adanya kecelakaan karena kesalahan technician dapat diminimize.
• Loop yang sama applicable untuk hazardous area class I div. 1 maupun div. 2 (explosion proof untuk class I div. 1 memerlukan wiring installation yang lebih ketat dibanding div. 2), jadi IS lebih sederhana.
• Loop hazardous dan non-hazardousnya tidak saling berhubungan (terisolir di barriernya), sehingga trouble di satu sisi tidak berpengaruh ke sisi lainnya.
• Barrier biasanya dilengkapi dengan kemampuan ground fault detection, sehingga dapat membantu detection-nya.

Kerugian IS :

• Ada tambahan satu komponen (barrier) pada loop dibandingkan dengan loop explosion proof, berarti mengurangi reliability, tetapi kalau kita bisa dapat reliable barrier, jadinya efeknya kecil.
• Ada peralatan tertentu yang tidak bisa (atau belum) menggunakan IS system, misalnya fire detections, special intruments (radioactive, gelombang etc.), sehingga tidak konsisten.
• Package vendor (terutama yang dari USA) sering kali juga tidak bisa, sehingga IS menjadi special order dan mahal.

Instruments Brand dengan system IS sudah banyak juga (termasuk yang made in USA), transmitters Yokogawa, Rosemount, Fisher etc. Barrier = MTL (Measurement Technology Limited, England), Pepper Fuch (Germany).

Disaat HMI (Human Machine Interface) terjangkit conficker

Pengalaman yang pahit dan mengesalkan bagi saya pribadi, hahaha..mengapa begitu ya?yah itu tadi,hanya gara2 susunan script konyol yang membuat 3 HMI di plant saya crash..parah..!

begini ceritanya :

saat itu habis makan siang,pada jam istirahat. saya mendapat laporan bahwa 3 HMI di plant crash yang mengakibatkan proses terganggu. akhirnya bergegas saya ke TKP,saya coba reboot kesemua PC yg ada..alhasil,semua berjalan seperti semula,namun crash ini terjadi terus berulang..tidak kenal siang dan malam,subuhpun saya dibangunkan..hahha..mana bulan puasa lagi pada saat itu...cape deh..

akhirnya saya mulai mencari referensi,apakah gerangan yang terjadi. saya selidiki kejadian melalui Even viewernya windows..disana sebelum terjadi crash,ternyata ada beberapa service windows yang di stop,wahh..kok bisa ya? service itu adalah "workstation" utk komunikasi ethernet,karena komunikasi HMI ke PLC menggunakan Ethernet,otomatis klo ethernet putus,wonderware gk akan bekerja,yg mengakibatkan PC akan crash..dengan begitu saya cari apa penyebabnya,jeng3x..

ternyata eh ternyata,ada sesuatu yang bersarang di PC tsb..gawat,dia adalah worm conficker,untuk lebih jelasnya bisa kesini Conficker setelah cari informasi sana sini,saya temukan beberapa info serta solusi dari rekan2 yg memposting masalah ini :
klik untuk info lebih lanjut :

Gejala yang ditimbulkan worm conficker

Pencegahan conficker

transfer data dari Modsim32 ke modul modbus MVI56-MCM

Sebenarnya hal ini sudah banyak di kupas di internet,namun karena saya menginginkan pembahasan dengan bahasa saya sendiri,hitung2 simpan ilmu di blog..hhe..

nah,pertama2 yang dilakukan untuk melakukan transfer data sebagai simulasi untuk komnunikasi modbus adalah mempersiapkan segala keperluannya, yaitu :

1. PLC Simulator yang didalamnya terdapat modul modbus (1756-MCM),seperti gambar dibawah :



2. Kabel AIE-232 (null modem) :



3. software modsim32 (saya pakai Ver.4.0)



4. software RSLx5000 (Versinya apa aja)

5. CD Prosoft Inrax (bawaan modul modbus)



klo semua udah siap,pertama2 kita ambil modul MVI56-MCM dan periksa jumper setting port komunikasinya,krn kita menggunakan kabel RS232,set jumpernya ke RS232,ini wajib lo,klo kagak sampe jenggotan jg gak akan bisa konek.



setelah kita set,buka RSlx5000 software,browse ke original project bawaan CD prosoft,dan ambil logic utk control logic (MVI56-MCM).

download ke controller (sebelumnya set komunikasi di RSlinx. setelah selesai,set configurasi untuk port yang akan di pakai,misal : port1;kta set type:1 (slave) baudrate:9600 Parity:0 (none),Stopbits:1,Databits:8. settingan ini harus sama dengan modsim32 nantinya..klo gk,gk akan konek..hehee..

oke,klo udah..konek kabel RS232 ke port1 modbus,dan jalankan software modsim32,setting utk konfigurasi komunikasi sesuai yang kita buat tadi.tekan ok,perhatikan status di modsim32..apabila tidak ada status time out,maka..selamat,anda udah bisa transfer data.

mulai mainkan nilai di holding registernya..misal : address 40001 (modsim32),maka di PLC adalah writedata.0. apabila angka yg anda ubah di address tsb berubah,seharusnya di modsim32 jg akan berubah..

itu dulu dah catatan tangan ane..next,tak tambah lagi klo ada ilmu baru..hee..

lead